Jumat, 04 September 2009

Dzikir tak Sekedar Mikir

Ada banyak jalan dan upaya meminta naungan hidayah Allah swt; salah satunya dengan berdzikir. Sebagaimana biasanya, kita yang sering membaca tahlil, tasbih dan bacaan lainnya adalah juga masuk dalam kategori berdzikir kepada Allah. Dzikir artinya ingat. Di dalam qur'an perintah untuk berdzikir sangat banyak kurang lebih ada 50 ayat haditsnya juga banyak. Dengan demikian maka dzikir ini teramat penting dalam membangun nilai kemanusiaan seseorang agar kuat mental spiritualnya.
Ada banyak macam dzikir bila dibuka ayat-ayat qur'an dan hadits. Dzikir yang biasa kita baca adalah dzikir dengan lidah. Ada bentuk-bentuk dzikir antara lain: dzikir dengan fikir, perasaan, keyakinan dan perbuatan.
Dzikir dengan melalui lidah sumber keterangan dari hadtis dan qurannya banyak. Antara lain yang selalu kita dengar sebelum kita baca tasbih…
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم كلمتان خفيفتان على اللسان ثقيلتان في الميزان حبيبتان إلى الرحمن سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم (كتب سنن ترمذى 3389)
Ini landasan kita bedzikir dengan lidah.. dan banyak lagi landasan laaa ilaaha illaAllahaa… afdoludzikri laa ilaaha ilAllaaah.
Kemduian dzikir dengan fikir misalnya mengacu pada ayat berikut:
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ(آل عمران: 191)
Artinya: "(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."
Kita merengungi siksaaan Allah yang keliatan maupun yang tidak nampak; yang besar maupun kecil (makrokosmos atau mikrokosmos) semua menunjukkan ke-Mahabesar-an Allah… bahkan wafii anfusikum.. bahkan di dalam diri kita pun bisa menyaksikan Maha Besar Allah. Jika kita bisa merenungi yang ada, kemudian sampai pada kesimpulan bahwa Allah itu Maha Kuasa maka rengungan kita itu termasuk dzikir.
Kemudian dzikir dengan perasaan: kita merasa dekat sekali dengan Allah; merasa disayang Allah merasa mendapat karunia dari Alllah itu juga namanya dzikir
Dan dzikir dengan berbagai macamnya, baik dengan lidah, pikir, perasaan keyakinan atau dengan perbuatan membpunyai fungsi dua:
1. Ampunan Allah
2. Rahmat Allah
Dzikir dan Dosa
Dengan dzikir ada ampunan Allah. Dengan lidah, ucapan kita yang berisi dosa semua dihapus dengan dzikir lidah. Intinya menghapus dosa yang diucapkan dengan lisan. Kemudian dzikir fikir kita menghaapus pikiran-pikiran yang negatif sehingga berubaah karena muncul pikiran posisif. Dizkir pesaaan inipun bisa menghilangkan perasaan yang negatif sehingga persaanpun jadi posisitif. Misalnya ketika terkena musibah banjir, maka perasaannya tidak menyalaahkan Allah teapi menyalahkan diri sendiri… ayatnya…
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ
Maa ashoba min musibatin…
Di situ ada kata Famin nafsik musibah apapun yang menimpa diri kita akan menyalahkan diri sendiri. Kita tidak akan berburuk sangka. Persaaan yang buruk ada pada kita, akan dihapus dengan dizikir kepada Allah.
Fungsi kedua agar melimpahnya Raahmat Allah
Fadzkuruunii adzkurukum, ingatlah kamu semua padaku, maka Aku akan mengingatmu. Kalau Allah ingat padakita maka akan melimpahlah rakhmat Allah. rahmat Allah jika melimpah pada kita, maka akan menjadikan kita terbentengi oelh ggodaan syeten dan kita bisa mengendalikan nafsu sehingga menjadi mutmainnah. Pada dasarnya nfsu itu baik karena ia karunia Allah kepada setiap manusia.
Nah yang mencelakakaan kita adalah hawanya. Kalau kita mendpatkan limpahan rahmat Allah maka hawa nafsunya tidak mencelakakan kita. Sebenarnya terjerumusnya manusia karena hawa nafsu dan syetan. Maka syetan terbendung oleh rakhmat. Makanya kalau bukan karena rakhmat Allah hidup kita akan dikuasai oleh syetan.
Jadi rakhmatlah yang menyebabkan kita tidak terjerumus dalam kesesatan. Sedangkan perbuatan dzikir seperti malam ini merupakan rakhmat sehingg tidak terbawa oleh bujukan syetan. Misalnya bujukan syeten itu, malam minggu dipergunakan untuk mengerjakan perbuatan sia-sia. Namun dengan berkumpul seperti malam ini, kita bisa membaca quran, berdzikir, saling menasehati dll. Sebab itulah hawa nafsu bisa berkembang karena bantuan syten. Maka sangat pantas dan layak bahkan semestinya, agar kita membutuhkan rakhmat Allah, salah satunya melalui dzikir itu.
Dikir bisa meneentramkan kita
Manusia sekarnag yang banyak kegelisahan karena mussibah sebenarnya antisipasinya dengan dziikir.alaa bidzikrillah tatmainull kulub, dzikir akan menentramkan hati. Karenanya ada banyak jenis dan fungsi dzikir itu sendiri:
Dzikir keyakinan
Seperti ketarangan sebelumnya bahwa hati itu bagian luar nya adalah sodrun masuk ke dalam lagi namanya qolbun, masuk lagi ketingkat ketika, disebut fuad dan seterusnya, hingga lapisan terakhir bernama lubbun. Seperti ulul albab. Pada tingkatnya ini, mereka yang sudah masuk ulul albab, dzikirnya adalah dzikir tauhid.
Jadi Tingkatan dzikir itu tingakatan yang paling tinggi di antara dzikir yang ada. Mereka para ulul albab ini tidak mengagumi apapaun selain Allah. Menuju tingkat terkahir ini tingkat terakhir itu berat. Maka kadang godaanya adalah kagum kepada manusia seperti orang mulia, wali. Padahl pada orang yang tingkat yang terakhir ini tidak terkagum-kagum hanya kepada Allahlah kekagumannya.
Sedangkan sifatnya sudah kepada keyakinan. Itu sebabnya kita mungkin masih jauh ke sana. Karena itu mulailah dengan dzikir lisan dan seterusnya. Kepada perasaanpun masih susah karena larinya kepada tawakkal. Hal ini memang tidak mudah mencapai, karena melaui proses. Misalnya mendefinisikan, seperti apakah orang tawakal? Ini pun susah dibayangkan. Sebab jika sudah lari kepada keyakinan dicapai dari pengalaman.
Demikian pun fikir itupun tingkatan tinggi. Sebab tafakaruu fikholkillah… ia akan melahirkan fikir menjadi tafakur. Sebab tafakur saja ibadahnya luar biasa. Tafakkaru saa'atan khooirun min ibadatin alfi sanatin. Berfikir sesaat, laksana ibadah seribu tahun. Wallahu A'lam

Dari ceramah pertemuan warga Buntet di Jakarta, Rumah H. Abdul Wachid, LC, Duren Sawit, Jakarta Timur, bulan lalu. - 18 Juli 2008

Sumber :
Drs. H. Najmuddin, M.Ag.
5 September 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar